Kamis, 10 Juli 2008
Jeritan Hutan
Sebuah Puisi yang di tuliskan oleh Antonio de Quera siswa SDN Cipinang Melayu 04 Pagi
Aku disini...
Disana, Ribuan temanku berdiri
Cemas, Putus asa, marah juga kecewa
Menanti dengan beribu asa
Diseberang sana...
Segelintir manusia dengan ambisi membara
Resah Gelisah, juga dengan seribu asa
Berharap ada waktu luang dan leluasa
Tuk habiskan kami hingga tak bersisa
Duhai manusia...
Dimana rasa belas kasihanmu
Aku, kau dan semua dibumi adalah ciptaannya juga
Sementara aku dicipta
Adalah untuk menjaga setiap tarikan nafasmu
Agar terbebas dari semua kekotoran yang kau cipta
Sejuk, segar itulah yang kau rasa
Saat ini...
Kala hujan dengan derasnya membasahi bumi
Tanpa ampun mereka melingkarimu, mengepungmu
Begitu bebasnya mereka menghampirimu
Hingga terdengar jerit pilu dari mulutmu
Banjir...Banjir...Banjir...
Sungguh...
Kami sungguh tak mampu untuk membantu
Karena kami tak kuasa menahan dengan menghisapnya
Kau tau kenapa?
Saat ini kami hanya tinggal sedikit saja
Pernahkah terpikir olehmu arti serta keberadaan kami
Dan apakah kau pernah peduli
Wahai manusia ambisi
Jangan habisi kami
Jangan musnahkan kami hanya untuk kesenangan semua
hidupmu
Kau dan kami di cipta bukanlah tanpa arti
Bumi nyang semakin tak seimbang ini
Kelak akan menghancurkan hidup anak cucumu
Disini aku dan ribuan teman-temanku yang masih tersisa berdiri
Dihadapanmu manusia-manusia berbudi
Beribu ucap terima kasih kami
Pada pedulimu tuk biarkan kami tetap disini
Terus Hidup, Berkembang dan lestari
Kami masih dan tetap ada karena usahamu untuk menjaga
Setelah kau Pergi meninggalkan kami disini
Akankah kami bisa tegak di bumi ini
Memberi kesejukan untuk semua
mengayomi dirimu dari terik matahari dan panasnya udara
Kumohon padamu manusia-manusia berbudi
Tetaplah terus membela kami
Jangan pernah berhenti
Berjuang untuk kelestarian hidup kami
SELAMATKAN HUTAN INDONESIA!!!
Aku disini...
Disana, Ribuan temanku berdiri
Cemas, Putus asa, marah juga kecewa
Menanti dengan beribu asa
Diseberang sana...
Segelintir manusia dengan ambisi membara
Resah Gelisah, juga dengan seribu asa
Berharap ada waktu luang dan leluasa
Tuk habiskan kami hingga tak bersisa
Duhai manusia...
Dimana rasa belas kasihanmu
Aku, kau dan semua dibumi adalah ciptaannya juga
Sementara aku dicipta
Adalah untuk menjaga setiap tarikan nafasmu
Agar terbebas dari semua kekotoran yang kau cipta
Sejuk, segar itulah yang kau rasa
Saat ini...
Kala hujan dengan derasnya membasahi bumi
Tanpa ampun mereka melingkarimu, mengepungmu
Begitu bebasnya mereka menghampirimu
Hingga terdengar jerit pilu dari mulutmu
Banjir...Banjir...Banjir...
Sungguh...
Kami sungguh tak mampu untuk membantu
Karena kami tak kuasa menahan dengan menghisapnya
Kau tau kenapa?
Saat ini kami hanya tinggal sedikit saja
Pernahkah terpikir olehmu arti serta keberadaan kami
Dan apakah kau pernah peduli
Wahai manusia ambisi
Jangan habisi kami
Jangan musnahkan kami hanya untuk kesenangan semua
hidupmu
Kau dan kami di cipta bukanlah tanpa arti
Bumi nyang semakin tak seimbang ini
Kelak akan menghancurkan hidup anak cucumu
Disini aku dan ribuan teman-temanku yang masih tersisa berdiri
Dihadapanmu manusia-manusia berbudi
Beribu ucap terima kasih kami
Pada pedulimu tuk biarkan kami tetap disini
Terus Hidup, Berkembang dan lestari
Kami masih dan tetap ada karena usahamu untuk menjaga
Setelah kau Pergi meninggalkan kami disini
Akankah kami bisa tegak di bumi ini
Memberi kesejukan untuk semua
mengayomi dirimu dari terik matahari dan panasnya udara
Kumohon padamu manusia-manusia berbudi
Tetaplah terus membela kami
Jangan pernah berhenti
Berjuang untuk kelestarian hidup kami
SELAMATKAN HUTAN INDONESIA!!!
Kamis, 03 Juli 2008
MURI:Testimonial Terbanyak Tentang Hutan
Testimonialnya dapat Piagam MURI....!!! Suara anak bangsa ini pada tanggal 29 Juni 2008 mencatatkan suatu sejarah di Indonesia. Musium rekor Indonesia mencatat testimonial anak tentang hutan ini sebagai "Testimonial Anak terbanyak tentang hutan Indonesia". Jaya Suprana menyerahkan piagam ini secara langsung kepada anak-anak Indonesia dan Greenpeace.
Penghargaan dari rekor dari MURI ini bukan suatu akhir dari keberhasilan tetapi masih banyak langkah yang harus kita tempuh untuk mewujudkan impian anak-anak mewujudkan hutan yang lebih hijau dan damai. Karena mendapatkan kehidupan yang baik adalah hak setiap anak. Testimonial anak-anak ini bukan hanya sekedar perkataan anak-anak tetapi adalah suatu impian. Testimonial dari seorang anak asal Tanggerang bernama Jazky menyerukan pada presiden Indonesia ”Pak Presiden, Bangkit Pak, Bangkit. Hutan kita sudah surak nih”.
Indonesia saat ini tercatat sebagai negara perusak hutan tercepat di dalam Buku Rekor Dunia. Setiap Jamnya 300 Lapangan bola hutan di Indonesia hilang karena pembabatan hutan seperti untuk pembukaan perkebunan sawit. Indonesia harus bisa menghentikan pembabatan hutan dan melindungi hutan yang tersisa untuk menjaga keselamatan anak-anak penerus bangsa. Anak-anak ini akan merasakan penderitaan dan bencana besar jika saat ini masih terus di lakukan pembabatan hutan. Pengrusakan hutan menyumbang hampir seperlima emisi global gas rumah kaca, setelah emisi yang berasal dari sektor energi. Pembukaan dan pembakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia telah menjadikan negara ini penyumbang emisi terbesar ketiga di bumi ini setelah Amerika Serikat dan Cina.
Indonesia saat ini tercatat sebagai negara perusak hutan tercepat di dalam Buku Rekor Dunia. Setiap Jamnya 300 Lapangan bola hutan di Indonesia hilang karena pembabatan hutan seperti untuk pembukaan perkebunan sawit. Indonesia harus bisa menghentikan pembabatan hutan dan melindungi hutan yang tersisa untuk menjaga keselamatan anak-anak penerus bangsa. Anak-anak ini akan merasakan penderitaan dan bencana besar jika saat ini masih terus di lakukan pembabatan hutan. Pengrusakan hutan menyumbang hampir seperlima emisi global gas rumah kaca, setelah emisi yang berasal dari sektor energi. Pembukaan dan pembakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia telah menjadikan negara ini penyumbang emisi terbesar ketiga di bumi ini setelah Amerika Serikat dan Cina.
Langganan:
Postingan (Atom)